Perkembangan
anak-anak turun kejalan diberbagai daerah sudah sangat memprihatikan, disaat
yang bersamaan juga muncul masalah sosial lainnya yang cukup meresahkan. Anak
yang turun kejalan karena salah satu faktor perekonomian menuntut mereka untuk
berada dijalan. Semakin banyak anak dijalan maka semakin banyak saingan yang
sama-sama mencari ‘keburuntungan’ dijalan. Tidak heran, jika di angkutan umum
banyak anak yang mengamen dengan tindakan yang kurang menyenangkan agar diberi
uang sehingga mengganggu ketenangan penumpang.
Untuk
bertahan hidup ditengah perekonomian yang semakin sulit, anak-anak jalanan
biasanya melakukan berbagai macam pekerjaan. Sebagian anak jalanan tersebut
masuk kedalam kegiatan ekonomi informal, seperti mengamen, menyemir sepatu,
asongan, dan mengelap mobil. Keterlibatan mereka dalam kegiatan ekonomi
informal tersebut dalm upaya memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan hidup. Anak
yang melakukan kegiatan informal tersebut, kemudia dikenal dengan anak jalanan.
Bagi anak jalanan, keterlibatan mereka dalam perekonomian sektor informal
sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhannya dan keluarga. Namun, hal ini
juga terbukti pada akhirnya menghilangkan anak pada minat ke sekolah karena
ingin mendapatkan uang yang lebih banyak.
Anak
– anak jalanan perlu mendapatkan perhatian khusus karena selain rawan
mendapatkan perlakuan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang tak
kalah memprihatinkan adalah ancaman terhadap kelangsungan pendidikan anak-anak
jalanan di masa depan. Sudah terbiasa dengan kehidupan dijalan, membuat anak
jalanan lebih menghabiskan waktunya dijalan dibandingkan ia harus bersekolah.
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan anak, apabila anak lebih menghabiskan
waktu dijalan dibandingkan bersekolah tentu pemenuhan anak dalam pendidikan
tidak terpenuhi.
Penanganan
terhadap masalah anak jalanan sudah menjadi perhatian, baik pemerintah maupun
masyarakat berbagai program lainnya untuk mengatasi anak jalanan seperti Rumah
Singgah, Mobil Sahabat Anak dan Panti Asuhan. Namun, cara dan pendidikan yang
diberikan tentu beragam. Penanganan yang tepat sesuai sasaran harus melakukan
pendekatan dan melihat kebutuhan sehingga penanganan tersebut memiliki hasil
dan dampak yang maksimal.
Rumah
Singgah merupakan salah satu alternative sarana dan prasarana pendidikan untuk
anak jalanan. Pendidikan yang diberikan biasanya bersifat nonformal, seperti
diberikan pelatihan dan ketrampilan. Namun, bagaimana cara upaya pendekatan
yang dilakukan oleh Rumah Singgah dalam memenuhi pendidikan anak jalanan. Dan
penanganan apa yang tepat diberikan untuk membantu anak jalanan dalam
menyelesaikan masalahnya untuk pemenuhan kebutuhan pendidikan, meningkatkan taraf
kesejahteraan anak dan mandiri. Serta dampak apa yang didapat oleh anak jalanan
yang telah diberikan oleh Rumah Singgah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar