Minggu, 22 April 2012

Siapakah Pekerja Sosial itu?

Siapa sih Pekerja Sosial itu ?

Adakah diantara anak-anak yang memiliki cita-cita menjadi seorang Pekerja Sosial? Adakah orang tua yang menginginkan anaknya menjadi seorang Pekerja Sosial? Benarkah, Pekerja Sosial tidak pernah menjadi cita-cita yang dituliskan oleh para remaja ketika mereka besar nanti? Apakah masalah sosial hanya diselesaikan oleh pejabat negara yang bersangkutan? Bukan kah peran masyarakat begitu besar untuk membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan sosial seperti kemiskinan, bencana alam, konflik sosial, kenakalan remaja dan berbagai bentuk patologi sosial yang terus menerus bermunculan.

Siapakah yang dikatakan sebagai Pekerja Sosial? Apakah mereka para pemberi pertolongan kepada para korban bencana alam, korban banjir, korban konflik? Atau para donatur yang bergerak di kegiatan sosial?

Jika Pekerja Sosial menunjuk pada sebuah profesi, maka Pekerja Sosial (Social Worker) menunjuk pada orang yang menyandang profesi tersebut. Secara sederhana, Pekerja Sosial didefinisikan sebagai "orang yang memiliki kewenangan keahlian dalam menyelenggarakan berbagai pelayanan sosial" Peran Pekerja Sosial sebagai ahli, bukan hanya pada tingkat pelayanan langsung (direct social services), melainkan akan sampai pada tingkat kebijakan/perundang-undangan dan perencanaan sosial. Dengan kata lain Pekerja Sosial bukan hanya ahli dalam penyandang masalah sosial melainkan ahli juga dalam penataan masyarakat sebagai sistem sosial.

Sesuai dengan karakter profesi Pekerja Sosial yang telah dikemukakan yaitu Profesi yang sangat sarat nilai, maka penataan masyarakat (social engineering) berarti menata dan mengarahkan perkembangan masyarakat dengan dilandasi nilai-nilai sosial budaya masyarakat itu sendiri, sehingga terbentuk mastarakat yang berakar pada budaya masyarakat itu sendiri.

Khinduka & Coughin (dalam the Encyclopedia of Social Work, 1978:683) menyatakan, bahwa: "Komitmen terhadap perubahan Institusional merupakan karakteristik khusus lainnya dari Pekerja Sosial"

Anak Jalanan dan Rumah Singgah



Perkembangan anak-anak turun kejalan diberbagai daerah sudah sangat memprihatikan, disaat yang bersamaan juga muncul masalah sosial lainnya yang cukup meresahkan. Anak yang turun kejalan karena salah satu faktor perekonomian menuntut mereka untuk berada dijalan. Semakin banyak anak dijalan maka semakin banyak saingan yang sama-sama mencari ‘keburuntungan’ dijalan. Tidak heran, jika di angkutan umum banyak anak yang mengamen dengan tindakan yang kurang menyenangkan agar diberi uang sehingga mengganggu ketenangan penumpang.

Untuk bertahan hidup ditengah perekonomian yang semakin sulit, anak-anak jalanan biasanya melakukan berbagai macam pekerjaan. Sebagian anak jalanan tersebut masuk kedalam kegiatan ekonomi informal, seperti mengamen, menyemir sepatu, asongan, dan mengelap mobil. Keterlibatan mereka dalam kegiatan ekonomi informal tersebut dalm upaya memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan hidup. Anak yang melakukan kegiatan informal tersebut, kemudia dikenal dengan anak jalanan. Bagi anak jalanan, keterlibatan mereka dalam perekonomian sektor informal sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhannya dan keluarga. Namun, hal ini juga terbukti pada akhirnya menghilangkan anak pada minat ke sekolah karena ingin mendapatkan uang yang lebih banyak.

Anak – anak jalanan perlu mendapatkan perhatian khusus karena selain rawan mendapatkan perlakuan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang tak kalah memprihatinkan adalah ancaman terhadap kelangsungan pendidikan anak-anak jalanan di masa depan. Sudah terbiasa dengan kehidupan dijalan, membuat anak jalanan lebih menghabiskan waktunya dijalan dibandingkan ia harus bersekolah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan anak, apabila anak lebih menghabiskan waktu dijalan dibandingkan bersekolah tentu pemenuhan anak dalam pendidikan tidak terpenuhi.

Penanganan terhadap masalah anak jalanan sudah menjadi perhatian, baik pemerintah maupun masyarakat berbagai program lainnya untuk mengatasi anak jalanan seperti Rumah Singgah, Mobil Sahabat Anak dan Panti Asuhan. Namun, cara dan pendidikan yang diberikan tentu beragam. Penanganan yang tepat sesuai sasaran harus melakukan pendekatan dan melihat kebutuhan sehingga penanganan tersebut memiliki hasil dan dampak yang maksimal.

Rumah Singgah merupakan salah satu alternative sarana dan prasarana pendidikan untuk anak jalanan. Pendidikan yang diberikan biasanya bersifat nonformal, seperti diberikan pelatihan dan ketrampilan. Namun, bagaimana cara upaya pendekatan yang dilakukan oleh Rumah Singgah dalam memenuhi pendidikan anak jalanan. Dan penanganan apa yang tepat diberikan untuk membantu anak jalanan dalam menyelesaikan masalahnya untuk pemenuhan kebutuhan pendidikan, meningkatkan taraf kesejahteraan anak dan mandiri. Serta dampak apa yang didapat oleh anak jalanan yang telah diberikan oleh Rumah Singgah.